Film Bokep - Hotel tempatku menginap adalah sebuah hotel yg tidak terlalu besar, namun bersih dan enak untuk tinggal. Letaknya agak sedikit di pinggiran kota, sepi, aman, dan transport untuk kemana-mana relatif mudah. Aku mendapat kamar dilantai 2 yg letaknya menghadap ke laut. Setiap sore sambil beristirahat setelah seharian berputar-putar dari satu instansi ke instansi lainnya aku duduk di teras sambil melihat laut.
Para karyawan hotel cukup akrab dengan penghuninya, mungkin karena jumlah kamarnya tidak terlalu banyak, sekitar 32 kamar. Aku cukup akrab dan sering duduk di lobby, ngobrol dengan tamu lain atau karyawan hotel.
Kadang-kadang dengan setengah bercanda aku ditawari selimut hidup oleh karyawan hotel, mulai dari room boy sampai ke security. Mereka heran selama hampir 3 minggu aku tidak pernah bawa perempuan. Aku tersenyum saja, bukan tidak mau bro, tapi pikiranku masih tersita ke pekerjaan.
Tak terasa sudah 3 minggu aku menginap di hotel. Karena surat-surat yg diperlukan sudah selesai, aku bisa sedikit bernafas lega dan mulai mencari hiburan. Tadi malam aku kembali dapat merasakan kehangatan tubuh perempuan setelah bergumul selama 2 ronde dengan seorang gadis panggilan asal Manado.
Aku mendapatkannya dari security hotel. Meskipun orangnya cantik dan putih, tetapi permainannya tidak terlalu istimewa karena barangnya terlalu becek dan sudak kendor, tapi lumayanlah buat mengurangi sperma yg sudah penuh.
2 hari lagi aku akan pulang. Transportasi di daerah ini memang agak sulit. Untuk ke Jakarta aku harus ke ibukota propinsi dulu baru ganti pesawat ke Jakarta. Celakanya dari kota ini ke ibukota propinsi dalam seminggu hanya ada empat penerbangan dengan twin otter yg kapasitasnya hanya 17 seat.
Video Ngentot - Belum lagi cadangan khusus buat pejabat Pemda yg tiba-tiba harus berangkat. Aku yg sudah booking seat sejak seminggu yg lalu, ternyata masih masuk di cadangan nomor 5. Alternatifnya adalah dengan menaiki kapal laut milik Pelni yg makan waktu seharian untuk sampai ibukota propinsi. Rencanaku kalau tidak dapat seat pesawat terpaksa naik kapal laut.
Sore itu aku ngobrol dengan security, yg membantu mencarikan perempuan, sambil duduk-duduk di cafe hotel. Kami membicarakan gadis Manado yg kutiduri tadi malam. Kubilang aku kurang puas dengan permainannya.
Tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada wanita yg baru masuk ke cafe. Wanita itu kelihatan bertubuh tinggi, mungkin 168 cm, badannya sintal dan dadanya membusung. Wajahnya kelihatan bukan wajah Melayu, tapi lebih mirip ke wajah Timur Tengah. Security itu mengedipkan matanya ke arahku.
“Bapak berminat ? Kalau ini dijamin oke, Arab punya,” katanya.
Wanita tadi merasa kalau sedang dibicarakan. Ia menatap ke arah kami dan mencibir ke arah security di sampingku.
“Hanna, sini dulu. Kenalan sama Bapak ini,” kata security itu.
“Aku mau ke karaoke dulu,” balas wanita tadi. Ternyata namanya Hanna. Hanna berjalan kearah meja karaoke dan mulai memesan lagu.
Ruangan karaoke tidak terpisah secara khusus, jadi kalau yg menyanyi suaranya bagus lumayan buat hiburan sambil makan. Tapi kalau pas suara penyanyinya berantakan, maka selera makan bisa berantakan. Untuk karaoke tidak dikenakan charge, hanya merupakan service cafe untuk tamu yg makan disana.
“Dekatin aja Pak, temani dia nyanyi sambil kenalan. Siapa tahu cocok dan jadi,” kata security tadi kepadaku.
Aku berjalan dan duduk didekat Hanna. Kuulurkan tanganku, “Boleh berkenalan ? Namaku Haris”.
“Hanna,” jawabnya singkat dan kembali meneruskan lagunya. Suaranya tidak bagus cuma lumayan saja. Cukup memenuhi standard kalau ada pertunjukan di kampung.
Beberapa lagu telah dinyanyikan. dari lagu dan logat yg dinyanyikan wanita ini agaknya tinggal di Manado atau Sulawesi Utara. Dia mengambil gelas minumannya dan menyerahkan mike ke tamu cafe di dekatnya
“Sendirian saja nona atau …,” kataku mengawali pembicaraan.
“Panggil saja namaku Hanna,” katanya.
kami mulai terlibat pembicaraan yg cukup akrab. Hanna berasal dari Gorontalo. Ia memang berdarah Arab. Menurutnya banyak keturunan Arab di Gorontalo. Kuamati lebih teliti wanita di sampingku ini. Hidungnya mancung khas Timur Tengah, kulitnya putih, rambutnya hitam tebal, bentuk badannya sintal dan kencang dengan payudaranya terlihat dari samping membusung padat.
Foto Bokep - Kutawarkan untuk mengobrol di kamarku saja. Lebih dingin, karena ber-AC, dan lebih rileks serta privacy terjaga. Ia menurut saja. kami masuk ke dalam kamar. Security tadi kulihat mengangkat kedua jempolnya kearahku. Di dalam kamar, kami duduk berdampingan di karpet dengan menyandar ke ranjang sambil nonton TV. Hanna masuk ke kamar mandi dan sebentar kemudian sudah keluar lagi.
Kami melanjutkan obrolan. Ternyata Hanna seorang janda gantung, suaminya yg seorang pengusaha, keturunan Arab juga, sudah 2 tahun meninggalkannya namun Hanna tidak diceraikan. ia sedang mencoba membuka usaha kerajinan rotan dari Sulawesi yg dipasarkan disini.
Hanna ini dia tinggal bersama familinya. Ia main ke hotel, karena dulu juga pernah tinggal di hotel ini seminggu dan akrab dengan koki wanita yg bekerja di cafe. dari tadi siang koki tersebut sedang keluar, berbelanja kebutuhan cafe.
Kulingkarkan tangan kiriku ke bahu kirinya. Ia sedikit menggerinjal namun tidak ada tanda-tanda penolakan. aku semakin berani dan mulai meremas bahunya dan perlahan-lahan tangan kiriku menuju kedadanya. Sebelum tangan kiriku sampai di dadanya, ia menatapku dan bertanya,
“Mau apa kamu, Haris ?” Sebuah pertanyaan yg tidak perlu dijawab.
Kupegang dagunya dengan tangan kananku dan kudekatkan mukanya ke mukaku. Perlahan kucium bibirnya. Ia diam saja. Kucium lagi namun ia belum juga membalas ciumanku.
“Ayolah Hanna, 2 tahun tentulah waktu yg cukup panjang bagimu. Selama ini tentulah kamu merindukan kehangatan dekapan seorang laki-laki,” kataku mulai merayunya.
Kuhembuskan napasku ke dekat telinganya. Bibirku mulai menyapu leher dan belakang telinganya.
“Akhh, tidak.. Jangan..,” rintihnya.
“Ayolah Han, mungkin punyaku tidak sebesar punya suami Arab-mu itu, namun aku bisa membantu menuntaskan gairahmu yg terpendam”.
Ia menyerah, pandangan matanya meredup. Kucium lagi bibirnya, kali ini mulai ada perlawanan balasan dari bibirnya. tanganku segera meremas dadanya yg besar, namun sudah sedikit turun. Ia mendesah dan membalas ciumanku dengan berapi-api. Tangannya meremas kejantananku yg masih terbungkus celana.
Kududukan ia ditepi ranjang. Aku berdiri didepannya. tangannya mulai membuka ikatan pinggang dan ritsluiting celanaku, kemudian menyusup ke balik celana dalamku. Dikeluarkannya kejantananku yg mulai menegang. Dibukanya celanaku seluruhnya hingga bagian bawah tubuhku sudah dalam keadaan polos.
Mulutnya kemudian menciumi kejantananku, sementara tangannya memegang pinggangku dan mengusap kantung zakarku. Lama kelamaan ciumannya berubah menjadi jilatan dan isapan kuat pada kejantananku.
Kini ia mengocok kejantananku dengan mengulum kejantananku dan menggerakan mulutnya maju mundur. Aliran kenikmatan segera saja menjalari seluruh tubuhku. Tangannya menyusup ke bajuku dan memainkan putingku. Kubuka kancing bajuku agar tangannya mudah beraksi di dadaku. Kuremas rambutnya dan pantatkupun bergerak maju mundur menyesuaikan dengan gerakan mulutnya.
Aku tak mau menumpahkan sperma dalam posisi ini. Kuangkat tubuhnya dan kini dia dalam posisi berdiri sementara aku duduk di tepi ranjang. Tanpa kesulitan segera saja kubuka celana panjang dan celana dalamnya.
Rambut kemaluannya agak jarang dan berwarna kemerahan. Kemaluannya terlihat sangat menonjol di sela pahanya, seperti sampan yg dibalikkan. Ia membuka kausnya sehingga sekarang tinggal memakai bra berwarna biru.
Kujilati tubuhnya mulai dari lutut, paha sampai ke lipatan pahanya. Sesekali kusapukan bibirku di bibir memeknya. Lubang memeknya terasa sempit ketika lidahku mulai masuk ke dalam memeknya. Ia merintih, kepalanya mendongak, tangannya yg sebelah menekan kepalaku sementara tangan satunya meremas rambutnya sendiri.
Kumasukan jari tengahku ke dalam lubang memeknya, sementara lidahku menyerang klitorisnya. Ia memekik perlahan dan kedua tangannya meremas payudaranya sendiri. Tubuhnya melengkung ke belakang menahan kenikmatan yg kuberikan. Ia merapatkan selangkangannya ke kepakalu. Kulepaskan bajuku dan kulempar begitu saja ke lantai.
Akhirnya ia mendorongku sehingga aku terlentang di ranjang dengan kaki masih menjuntai di lantai. Ia berjongkok dan, “Sllruup..”. Kembali ia menjilat dan mencium kontolku beberapa saat. Ia naik keatas ranjang dan duduk diatas dadaku menghadapkan memeknya di mulutku. Tangannya menarik kepalaku meminta aku agar menjilat memeknya dalam posisi demikian.
Kuangkat kepalaku dan segera lidahku menyeruak masuk ke dalam liang memeknya. Tanganku memegang erat pinggulnya untuk membantu menahan kepalaku. Ia menggerakan pantatnya memutar dan maju mundur untuk mengimbangi serangan lidahku.
Gerakannya semakin liar ketika lidahku dengan intens menjilat dan menekan klitorisnya. Ia melengkungkan tubuhnya sehingga bagian kemaluannya semakin menonjol. tangannya kebelakang diletakan di pahaku untuk menahan berat tubuhnya.
Ia bergerak kesamping dan menarikku sehingga aku menindihnya. Kubuka bra-nya dan segera kuterkam gundukan gunung kembar di dadanya. Putingnya yg keras kukulum dan kujilati. Kadang kumisku kugesekan pada ujung putingnya. Mendapat serangan demikian ia merintih “Haris, ayo kita lakukan permainan ini, Masukan sekarang..”.
Tangannya menggenggam erat kontolku dan mengarahkan ke lubang memeknya. Beberapa kali kucoba untuk memasukannya tetapi sangat sulit. Sebenarnya sejak kujilati sedari tadi kurasakan memeknya sudah basah oleh lendirnya dan ludahku, namun kini ketika aku mencoba untuk melakukan penetrasi kurasakan sulit sekali.
Kontolku sudah mulai mengendor lagi karena sudah beberapa kali belum juga menembus memeknya. Aku ingat ada kondom di laci meja, masih tersisa 1 setelah 2 lagi aku pakai tadi malam, barangkali dengan memanfaatkan permukaan kondom yg licin lebih mudah melakukan penetrasi. namun aku ragu untuk mengambilnya, Hanna kelihatan sudah di puncak nafsunya dan ia tidak memberikan sinyal untuk memakai kondom.
Kukocokkan kontolku sebentar untuk mengencangkannya. Kubuka pahanya selebar-lebarnya. Kuarahkan kontolku kembali ke liang memeknya.
“Haris.. Kencangkan dan cepat masukkan,” rintihnya.
Kepala kontolku sudah melewati bibir memeknya. Kudorong sangat pelan. Memeknya sangat sempit. Entah apa yg menyebabkannya, padahal ia sudah punya anak dan menurut ceritanya kontol suaminya satu setengah kali lebih besar dari kontolku. Aku berpikir bagaimana caranya agar kontol suaminya bisa menembus memeknya.
Kontolku kumaju mundurkan dengan perlahan untuk membuka jalan nikmat ini. Beberapa kali kemudian kontolku seluruhnya sudah menembus lorong memeknya. Aku merasa dengan kondisi memeknya yg sangat sempit maka dalam ronde pertama ini aku akan kalah kalau aku mengambil posisi di atas. Mungkin kalau ronde kedua aku dapat bertahan lebih lama. Akan kuambil cara lain agar aku tidak jebol duluan.
Kugulingkan badannya dan kubiarkan dia menindihku. Hanna bergerak naik turun menimba kenikmatannya. Aku mengimbanginya tanpa mengencangkan ototku, hanya sesekali kuberikan kontraksi sekedar bertahan saja supaya kontolku tidak mengecil.
Hanna merebahkan tubuhnya, merapat didadaku. Kukulum payudaranya dengan keras dan kumainkan putingnya dengan lidahku. Ia mendengus-dengus dan bergerak liar untuk merasakan kenikmatan. Gerakannya menjadi kombinasi naik turun, berputar dan maju mundur.
Luar biasa memek wanita Arab ini, dalam kondisi aku dibawahpun aku harus berjuang keras agar tidak kalah. Untuk mempertahankan diri kubuat agar pikiranku menjadi rileks dan tidak berfokus pada permainan ini.
15 menit sudah berlalu sejak penetrasi. Agaknya Hanna sudah ingin mengakhiri babak pertama ini. Ia memandangku, kemudian mencium leher dan telingaku.
“Ouhh.. Haris, kamu luar biasa. Dulu dalam ronde pertama biasanya suamiku akan kalah, namun kami masih bertahan. Yeesshh.. Tahan dulu, sebentar lagi.. Aku..”.
Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Aku tahu kini saatnya beraksi. Kukencangkan otot kontolku dan gerakan tubuh Hannapun semakin liar. Akupun mengimbangi dengan genjotan kontolku dari bawah. Ketika ia bergerak naik, pantatku kuturunkan dan ketika ia menekan pantatnya ke bawah akupun menyambutnya dengan mengangkat pantatku.
Kepalanya bergerak kesana kemari. Rambutnya yg hitam lebat acak-acakan. sprei sudah terlepas dan tergulung di sudut ranjang. bantal di atas ranjang semuanya sudah jatuh ke lantai. Keadaan diatas ranjang seperti kapal yg pecah dihempas badai. Ranjangpun ikut bergoyg mengikutu gerakan kami. Suaranya berderak-derak seakan hendak patah. Akupun semakin mempercepat genjotanku dari bawah agar iapun segera berlabuh di dermaga kenikmatan.
Semenit kemudian..
“Aaggkkhh.. Nikmat.. Ouhh.. Yeahh,” Hanna memekik.
Punggungnya melengkung ke atas, mulutnya menggigit putingku. Kurasakan aliran kenikmatan mendesak lubang kontolku. Aku tidak tahan lagi. Ketika pantatnya menekan ke bawah, kupeluk pinggangnya dan kuangkat pantatku.
“Ouhh.. An.. Han. Aku tidak tahan lagi.. Aku sampaiihh!”
Ia memberontak dari pelukanku sampai peganganku pada pinggulnya terlepas. pantatnya naik dan segera diturunkan lagi dengan cepat.
“Haris.. Ouhh Haris.. Aku juga..”.
Kakinya mengunci kakiku dan badannya mengejang kuat. dengan kaki saling mengait aku menahan gerak tubuhnya yg mengejang. Giginya menggigit lenganku sampai terasa sakit. Denyutan dari dinding memeknya saling berbalasan dengan denyutan dikontolku.
Beberapa detik kemudian, kami masih merasakan sisa-sisa kenikmatan. ketika sisa-sisa denyutan masih terjadi badannya menggetar. Ia berbaring diatas dadaku sampai akhirnya kontolku mulai mengecil dan terlepas dengan sendirinya dari memeknya. Sebagian sperma mengalir keluar dari memeknya di atas perutku. Hanna berguling ke samping setelah menarik napas panjang.
“Luar biasa kamu Kaw. Suamiku tidak pernah menang dalam ronde pertama, memang dalam berhubungan ia sering mengambil posisi di atas. tapi kami sanggup membawaku terbang ke angkasa,” katanya sambil mengelus dadaku.
“Akupun rasanya hampir tidak sanggup menandingimu. Mungkin sebagian besar laki-laki akan menyerah di atas ranjang kalau harus bermain denganmu. Milikmu benar-benar sempit,” kataku balas memujinya.
Memang kalau tadi aku harus bermain diatas, rasanya tak sampai sepuluh menit aku pasti sudah KO. Makanya, jangan cuma penetrasi terus main genjot saja, teknik bro!
“Kamu orang Melayu pribumi, tapi kok bulunya banyak gini. Keturunan India atau mungkin Arab ya?”
“Nggak ah, asli Indonesia lho..”.
Ia masih terus memujiku beberapa kali lagi. Kuajak ia mandi bersama dan setelah itu kami duduk di teras sambil minum soft drink dan melihat laut. Aku hanya mengenakan celana pendek tanpa celana dalam dam kaus tanpa lengan. Ia mengenakan kemejaku, sementara bagian bawah tubuhnya hanya ditutup dengan selimut yg dililitkan tanpa mengenakan pakaian dalam.
Ia duduk membelakangiku. Tubuhnya disandarkan di bahuku. Mulutku sesekali mencium rambut dan belakang telinganya. Kadang mulutnya mencari mulutku dan kusambut dengan ciuman ringan. Tangan kanannya melingkar di kepalaku.
“Kamu nggak takut hamil melakukan hal ini denganku?”tanyaku.
“Aku dulu pernah kerja di apotik, jadi aku tahu pasti cara mengatasinya. Aku selalu siap sedia, siapa tahu terjadi hal yg diinginkan seperti sore ini. Aku sudah makan obat waktu masuk ke kamar mandi tadi. Tenang saja, toh kalaupun hamil bukan kamu yg menanggung akibatnya.” katanya enteng.
Jadi ia selalu membawa obat anti hamil. Untung saja aku tadi tidak berlaku konyol dengan memakai kondom. Mungkin saja sejak ditinggal suaminya ia sudah beberapa kali bercinta dengan laki-laki. Tapi apa urusanku, aku sendiri juga melakukannya. yg penting malam ini ia menjadi teman tidurku.
Matahari sudah jauh condong ke Barat, sehingga tidak terasa panas. hampir sejam kami duduk menikmati sunset. Gairahku mulai timbul lagi. Kubuka dua kancing teratas bajunya. Kurapatkan kejantananku yg sudah mulai ingin bermain lagi ke pinggangnya. Kususupkan tanganku kebalik bajunya dan kuremas dadanya.
“Hmmhh..,” ia bergumam.
“Masuk yuk, sudah mulai gelap. Anginnya juga mulai kencang dan dingin,” kataku.
Kamipun masuk ke dalam kamar sambil berpelukan. Sekilas kulihat tatapan iri dan kagum dari tamu hotel di kamar yg berseberangan dengan kamarku.
“I want more, honey!” kataku.
kami bersama-sama merapikan sprei dan bantal yg berhamburan akibat pertempuran babak pertama tadi. Kubuka bajunya dan kutarik selimut yg menutup bagian bawah tubuhnya. Kurebahkan Hanna di ranjang. Kubuka kausku dan aku berdiri di sisi ranjang di dekat kepalanya.
Hanna mengerti maksudku. Didekatkan kepalanya ke tubuhku dan ditariknya celana pendekku. Sebentar kemudian mulut dan lidahnya sudah beraksi dengan lincahnya di selangkanganku. Aku mengusap-usap tubuhnya mulai dari bahu, dada sampai ke pinggulnya. Kontolkupun tak lama sudah menegang dan keras, siap untuk kembali mendayung sampan.
Lima menit ia beraksi. Setelah itu kutarik kepalanya dan kuposisikan kakinya menjuntai ke lantai. Kubuka mini bar dan kuambil beberapa potong es batu di dalam gelas. Kujepit es batu tadi dengan bibirku dan aku berjongkok di depan kakinya.
Kurenggangkan kedua kakinya lalu dengan jariku bibir memeknya kubuka. Bibirku segera menyorongkan es batu ke dalam memeknya yg merah merekah. Ia terkejut merasakan perlakuanku. Kaki dan badannya sedikit meronta, namun kutahan dengan tanganku.
“Ouhh.. Haris.. Kamu.. Gila.. Gila.. Jangan.. Cukup Kaw!” ia berteriak.
Aku tidak menghiraukan teriakannya dan terus melanjutkan aksiku. Rupanya sensasi dingin dari es batu di dalam memeknya membuatnya sangat terangsang. Kujilati air dari es batu yg mencair dan mulai bercampur dengan lendir memeknya.
“Haris.. Maniak kamu..,” ia masih terus memekik setiap kali potongan es batu kutempelkan ke bagian dalam bibir memek dan klitorisnya.
Kadang es batu kupegang dengan jariku menggantikan bibirku yg tetap menjilati seluruh bagian memeknya. Kakinya masih meronta, namun ia sendiri mulai menikmati aksiku. Kulihat ke atas ia menggigit ujung bantal dengan kuat untuk menahan perasaannya.
Akhirnya semua potongan es batu yg kuambil habis. Aku masih meneruskan stimulasi dengan cara cunilingus ini. Meskipun untuk ronde kedua aku yakin bisa bertahan lebih lama, namun untuk berjaga-jaga akan kuransang dia sampai mendekati puncaknya. yg pasti aku tak mau kalah ketika bermain dengannya. Kurang lebih sepuluh menit aku melakukannya.
Ia terhentak dan mengejang sesaat ketika klitorisnya kugaruk dan kemudian kujepit dengan jariku. Kulepas dan kujepit lagi. Ia merengek-rengek agar aku menghentikan aksiku dan segera melakukan penetrasi, namun aku masih ingin menikmati dan memberikan foreplay dalam waktu yg agak lama. Beberapa saat aku masih dalam posisi itu. tangan kanannya memegang kepalaku dan menekannya ke celah pahanya. Tangan kirinya meremas-remas payudaranya sendiri.
Aku duduk di dadanya. Kini ia yg membrikan kenikmatan pada kontolku melalui lidah dan mulutnya. Dikulumnya kontolku dalam-dalam dan diisapnya lembut. Giginya juga ikut memberikan tekanan pada batang kontolku.
Dilepaskannya kontolku dan kini dijepitnya dengan kedua payudaranya sambil diremas-remas dengan gundukan kedua dagingnya itu. Kugerakkan pinggulku maju mundur sehingga kontolkupun bergesekan dengan kulit kedua payudaranya.
Kuubah posisiku dengan menindihnya berhadapan, kemudian mulutku bermain disekitar payudaranya. Hanna kelihatan tidak sabar lagi dan dengan sebuah gerakan tangannya sudah memegang dan mengocok kontolku dengan menggesekannya pada bibir memeknya.
Tanganku mengusap gundukan payudaranya dan meremas dengan pelan dan hati-hati. Ia menggelinjang. Mulutku menyusuri leher dan bahunya kemudian bibirnya yg sudah setengah terbuka segera menyambut bibirku. kami segera berciuman dengan ganas sampai terengah-engah. Kontolku yg sudah mengeras mulai mencari sasarannya.
Kuremas pantatnya yg padat dan kuangkat pantatku.
“Haris.. Ayo.. Masukk.. Kan!”
Tangannya menggenggam kontolku dan mengarahkan ke dalam guanya yg sudah basah. Aku mengikuti saja. Kali ini ia yg mengambil inisiatif untuk membuka lebar-lebar kedua kakinya. Dengan perlahan dan hati-hati kucoba memasukan kontolku kedalam liang memeknya. Masih sulit juga untuk menembus bibir memeknya. tangannya kemudian membuka bibir memeknya dan dengan bantuan tanganku maka kuarahkan kontolku ke memeknya.
Begitu melewati bibir memeknya, maka kurasakan lagi sebuah lorong yg sempit. Perlahan-lahan dengan gerakan maju mundur dan memutar maka beberapa saat kemudian kontolku sudah menerobos kedalam liang memeknya.
Aku bergerak naik turun dengan perlahan sambil menunggu agar pelumasan pada memeknya lebih banyak. Ketika kurasakan memeknya sudah lebih licin, maka kutingkatkan tempo gerakanku. Hanna masih bergerak pelan, bahkan cenderung diam dan menungguku untuk melanjutkan serangan berikutnya.
Kupercepat gerakanku dan Hanna bergerak melawan arah gerakanku untuk menghasilkan sensasi kenikmatan. Aku menurunkan irama permainan. Kini ia yg bergerak liar. Tangannya memeluk leherku dan bibirnya melumat bibirku dengan ganas. Aku memeluk punggungnya kemudian mengencangkan kontolku dan menggenjotnya lagi dengan cepat.
Kubisikkan untuk berganti posisi menjadi doggy style. Ia mendorong tubuhku agar dapat berbaring tengkurap. Pantatnya dinaikkan sedikit dan tangannya terjulur kebelakang menggenggam kontolku dan segera menyusupkannya kedalam memeknya.
Kugenjot lagi memeknya dengan menggerakkan pantatku maju mundur dan berputar. Kurebahkan badanku di atasnya. kami berciuman dengan posisi sama-sama tengkurap, sementara kemaluan kami masih terus bertaut dan melakukan aksi kegiatannya.
Aku menusuk memeknya dengan gerakan cepat berulang kali. Iapun mendesah sambil meremas sprei. Aku berdiri di atas lututku dan kutarik pinggangnya. Kini ia berada dalam posisi nungging dengan pantat yg disorongkan ke kemaluanku.
Setelah hampir sepuluh menit permainan kami yg kedua ini, Hanna semakin keras berteriak dan sebentar-bentar mengejang. Memeknya terasa semakin lembab dan hangat. Kuhentikan genjotanku dan kucabut kontolku.
Hanna berbalik terlentang dan sebentar kemudian aku naik ke atas tubuhnya dan kembali menggenjot memeknya. Kusedot putingnya dan kugigit bahunya. Kutarik rambutnya sampai mendongak dan segera kujelajahi daerah sekitar leher sampai telinganya. Ia semakin mendesah dan mengerang dengan keras.
Ketika ia mengerang cukup keras, maka segera kututup bibirnya dengan bibirku. Ia menyambut bibirku dengan ciuman yg panas. Lidahnya menyusup ke mulutku dan menggelitik langit-langit mulutku. Aku menyedot lidahnya dengan satu sedotan kuat, melepaskannya dan kini lidahku yg masuk ke dalam rongga mulutnya.
kami berguling sampai Hanna berada di atasku. Hanna menekankan pantatnya dan kontolkupun semakin dalam masuk ke lorong kenikmatannya.
“Ouhh.. Hanna,” desahku setengah berteriak.
Hanna bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya, maka kontolku seperti disedot sebuah pusaran. Hanna mulai mempercepat gerakannya, dan kusambut dengan irama yg sama.
Kini ia yg menarik rambutku sampai kepalaku mendongak dan segera mencium dan menjilati leherku. Hidungnya yg mancung khas Timur Tengah kadang digesekkannya di leherku memberikan suatu sensasi tersendiri.
Hanna bergerak sehingga kaki kami saling menjepit. kaki kirinya kujepit dengan kakiku dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan kedua kakinya. dalam posisi ini ditambah dengan gerakan pantatnya terasa nikmat sekali. Kepalanya direbahkan didadaku dan bibirnya mengecup putingku.
Kuangkat kepalanya, kucium dan kuremas buah dadanya yg menggantung. Setelah kujilati dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yg dalam dan lama.
Hanna kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban dan cepat berselang-seling. Pantatnya diturunkan sampai menekan pahaku sehingga kontolku masuk terbenam dalam-dalam menyentuh rahimnya.
kakinya bergerak agar lepas dari jepitanku dan kini kedua kakiku dijepit dengan kedua kakinya. Hanna menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Ia kemudian menggerakan pantatnya maju mundur sambil menekan kebawah sehingga kontolku tertelan dan bergerak ke arah perutku.
Rasanya seperti diurut dan dijepit sebuah benda yg lembut namun kuat. Semakin lama semakin cepat ia menggerakkan pantatnya, namun tidak menghentak-hentak. darah yg mengalir ke kontolku kurasakan semakin cepat dan mulai ada aliran yg merambat disekujur tubuhku.
“Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisannyapun semakin sering. Aku tahu sekarang bahwa iapun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan.
“Tahan Han, turunkan tempo.. Aku masih lama lagi ingin merasakan nikmatnya bercinta denganmu”.
Aku menggeserkan tubuhku ke atas sehingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Ia segera mengecup dan menciumi leherku. Tak ketinggalan hidungnya kembali ikut berperan menggesek kulit leherku. Aku sangat suka sekali ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leherku.
“Haris.. Ouhh.. Aku tidak tahan lagi!” ia mendesah. Kugelengkan kepalaku memberi isyarat untuk bertahan sebentar lagi.
Aku bangkit dan duduk memangku Hanna. Kontolku kukeraskan dengan menahan napas dan mengencangkan otot PC. Ia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku.Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerakan maju mundurnya. Dilepaskan tangannya dari leherku dan tubuhnya direbahkan ke belakang. Kini aku yg harus bergerak aktif.
Kulipat kedua lututku dan kutahan tubuhnya di bawah pinggangnya. Gerakanku kuatur dengan irama cepat namun kontolku hanya setengahnya saja yg masuk sampai beberapa hitungan dan kemudian sesekali kutusukkan kontolku sampai mentok. Ia merintih-rintih, namun karena posisi tubuhnya ia tidak dapat bergerak dengan bebas. Kini aku sepenuhnya yg mengendalikan permainan, ia hanya dapat pasrah dan menikmati.
Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot dan bola matanya memutih. Giginya menggigit bahuku. Kugulingkan tubuhku, kini aku berada diatasnya kembali.
Kuangkat kaki kanannya ke atas bahu kiriku. Kutarik badannya sehingga selangkangannya dalam posisi menggantung merapat ke tubuhku. Kaki kirinya kujepit di bawah ketiak kananku. Dengan posisi duduk melipat lutut aku menggenjotnya dengan perlahan beberapa kali dan kemudian kuhentakkan dengan keras. Iapun berteriak dengan keras setiap aku menggenjotnya dengan keras dan cepat. Kepalanya bergerak-gerak dan matanya seperti mau menangis. Kukembalikan kakinya pada posisi semula.
Aku masih ingin memperpanjang permainan untuk satu posisi lagi.
kakiku keluar dari jepitannya dan ganti kujepit kedua kakinya dengan kakiku. Memeknya semakin terasa keras menjepit kontolku. Aku bergerak naik turun dengan perlahan untuk mengulur waktu. Hanna kelihatan sudah tidak sabar lagi. Matanya terpejam dengan mulut setengah terbuka yg terus merintih dan mengerang. Gerakan naik turunku kupercepat dan semakin lama semakin cepat.
Kini kurasakan desakan kuat yg akan segera menjebol keluar lewat lubang kontolku. Kukira sudah lebih dari setengah jam lamanya kami bergumul. Akupun sudah puas dengan berbagai posisi dan variasi. Keringatku sudah berbaur dengan keringatnya.
Kurapatkan tubuhku di atas tubuhnya, kulepaskan jepitan kakiku. Betisnya kini menjepit pinggangku dengan kuat. Kubisikan, “OK baby, kini saatnya..”.
Ia memekik kecil ketika pantatku menekan kuat ke bawah. Dinding memeknya berdenyut kuat menghisap kontolku. Ia menyambut gerakan pantatku dengan menaikan pinggulnya. Bibirnya menciumku dengan ciuman ganas dan kemudian sebuah gigitan hinggap pada bahuku.
Satu aliran yg sangat kuat sudah sampai di ujung lubang kontolku. Kutahan tekanan kontolku ke dalam memeknya. Gelombang-gelombang kenikmatan terwujud lewat denyutan dalam memeknya bergantian dengan denyutan pada kontolku seakan-akan saling meremas dan balas mendesak.
Denyut demi denyutan, teriakan demi teriakan dan akhirnya kami bersama-sama sampai ke puncak sesaat kemudian setelah mengeluarkan teriakan keras dan panjang.
“Hanna.. Ouhh.. Yeaahh!!”
“Ahhkk.. Lakukan Haris.. Sekarang!!”
Akhirnya aliran yg tertahan sejak tadipun memancar dengan deras di dalam memeknya. Kutekan kontolku semakin dalam di memeknya. Tubuhnya mengejang dan pantatnya naik. Ia mempererat jepitan kakinya dan pelukan tangannya.
Kupeluk tubuhnya erat-erat dan tangannya menekan kepalaku di atas dadanya. Ketika dinding memeknya berdenyut, maka kubalas dengan gerakan otot PC-ku. Iapun kembali mengejang dan bergetar setiap otot PC-ku kugerakkan.
Napas dan kata-kata penuh kenikmatan terdengar putus-putus, dan dengan sebuah tarikan napas panjang aku terkulai lemas di atas tubuhnya. kami masih saling mengecup bibir dan keadaan kamarpun menjadi sunyi, tidak ada suara yg terdebgar. hanya ada napas yg panjang tersengal-sengal yg berangsur-angsur berubah menjadi teratur.
Lima belas menit kemudian kami berdua sudah bermain dengan busa sabun di kamar mandi. Kami saling menyabuni dengan sesekali melakukan cumbuan ringan. Setelah mandi barulah kami merasa lapar setelah dua ronde kami lalui. Sambil makan Hanna menelpon familinya, kalau malam ini ia tidak pulang dengan alasan menginap di rumah temannya. Tentu saja ia tidak bilang kalau temannya adalah seorang laki-laki bernama Haris.
Malam itu dan malam berikutnya tentu saja tidak kami lewatkan dengan sia-sia. Mandi keringat, mandi kucing, mandi basah dan tentunya mandi kenikmatan menjadi acara kami berdua.
Esoknya setelah mengecek ke agen Merpati ternyata aku masih mendapat seat penerbangan ke kota propinsi, seat terakhir lagi. Ketika chek out dari hotel kusisipkan selembar dua puluh ribuan ke tangan security temanku. Ia tersenyum.
“Terima kasih Pak,” katanya sambil menyambut tasku dan membawakan ke mobil.
“Kapan kesini lagi, Pak? kalau Hanna nggak ada, nanti akan saya carikan Hanna yg lainnya lagi,” bisiknya ketika sudah berangkat ke bandara.
Hanna mengantarku sampai ke bandara dan sebelum turun dari mobil kuberikan kecupan mesra di bibirnya. Sopir mobil hotel hanya tersenyum melihat tingkah kami.
Setahun kemudian aku kembali lagi ke kota itu dan ternya Hanna tidak berada di kota itu lagi. Ketika kutelpon ke nomor yg diberikannya, penerima telepon menyatakan tidak tahu dimana sekarang Hanna berada.
Dengan bantuan security temanku maka aku mendapatkan perempuan lainnya, orang Jawa Tinur. Lumayan, meskipun kenikmatan yg diberikannya masih di bawah Hanna, arabian Girl who has passion as like as Arabian horse
0 comments:
Post a Comment